Untunglah, mobil kami A140 yang relatif kecil bisa minggir-minggir. Bagaimana kalau kijang besar? Wah, tampaknya harus agak miring ke atas naik gundukan-gundukan tanah atau jalan yang kurang baik. Belum lagi kalau melewati depan rumah penduduk. Bisa mepet pintu depan rumah!! Nggak heran kalau ada yang memasang batu-batu sebesar bayi di depan rumah mereka.
Akhirnya kami juga melihat banyak orang yang berbondong-bondong searah dengan kami. Mungkin ke TWM juga. Lho, koq banyak yang bawa tiker, rantang, bekal? bahkan bawa tenda kecil!
Akhirnya sampailah kami di suatu tanah yang cukup luas. Ada beberapa orang yang tampaknya penduduk setempat mengatur parkir. Duuh, koq semrawut sih? Mana jalannya cuma ditutupi batu-batuan. Nggak sehat buat mobil seperti merek yang kunaiki ini. (Sekedar cuma referensi,lho..)
Nggak tahu karena jalannya, atau karena kebanyakan minum (kayanya alasan yang ke dua,deh) maka kami jadi giliran ke toilet yang ada di area parkiran itu. Nggak enak parkirnya!
Segera di tempat parkir dekat pagar, kulihat ada sebuah kotak mirip di tempat permainan anak-anak dengan 2 orang di dalamnya. Oh, di situ toh penjualan karcisnya? Jangan bandingkan dengan di tempat yang sudah tertata, seperti di Ancol, ya.
Setelah membayar Rp.2000 untuk sesobek karcis parkir, dan empat sobekan voucher sebesar perangko bertuliskan Gratis TIKET MASUK PINTU GERBANG, maka kami mendapat 4 tiket masuk sebagai gantinya. Sempat kulihat di kaca atas kasir ada selebaran peta Taman Wisata Matahari. Kalau tanpa tiket voucher, maka harga tiket masuk kalau tidak salah Rp. 5000 per orang.
Kembali ke tempat tadi, kulihat si Bapak tadi tersenyum ramah dan hanya melihat ke arah karcis, berkata "empat,ya?" dan mempersilahkan kami lewat. Begitu aja?Bahkan tiketnya pun tidak dikumpulkan.
Ah, entahlah. Mungkin di dalam..
Kami berjalan sepanjang jalan selebar 2m dengan naungan pepohonan labu siam dan semangka melon. Kebetulan sedang pada berbuah, jdi rasanya pengen banget memetik buah-buah yang bergelantungan di atas sepanjang jalan. Di kiri kanan ada counter pedagang menjajakan kain, baju, pernak-pernik perhiasan imitasi, boneka, topi, dan lainnya. Sayang masih tahap renovasi, jadi kesan berantakan tampak skali. Tapi memang kesan dan ide tentang walking-along-under-the -watermelon-bush harus diakui sangat menyenangkan. Walau terlihat hamparan sawah yang rusak di kiri kanan kita, tapi suasananya cukup teduh dan kami tidak kebasahan karena ada atap plastik di atas naungan labu siam bush itu.
Di ujung jalan ada suatu ruangan berdinding kaca. Aroma harum roti yang sedang dibakar menyeruak ke udara. Hmmm.. Oh, ini toh, roti unyil yang katanya Rp.1000 dapat 3 itu? Kami masuk dan menanyakan. Lumayan buat bekal. Tapi kata pembakar rotinya "habis, mbak. Yang lainnya lagi aja? " kulihat sekitar.. ada oven-oven berisi kue-kue hangat harum. Tulisan karton di sebelahnya menjelaskan. Roti blueberry, cokelat, kacang, sosis." Ah, nanti saja. Aku kepincut pengen roti unyil. Apalagi di voucherku ada "Beli Rp.1000 Dapat 5" min.pembelian Rp.5.000. hehe.
Roti-roti blueberry..siap masuk oven
Sesampai di ujung lorong, kita melihat suatu lapangan (lagi!), dengan toko tanaman hias dan counter-counter penjual asesories dan satu box penjualan tiket.
Menurut brosur, fasilitas permainan yang ada cukup banyak untuk membuat pengunjung betah berlama-lama di Taman Wisata Matahari , antara lain: fasilitas akomodasi untuk menginap berupa Villa, camping Ground, Kolam Renang, Program Outbound (Team/Character Building, Outbound for Kids, Adventure, dll), Agrowisata,Jogging Track, Kolam Pemancingan, Permainan Air (Bumper Boat, Sepeda Air, Sampan, Speedboat),Kuda Tunggang, ATV & Motor Cross Track, Children playground, jalan-jalan menyusuri sawah dan sungai. Wah, asyiiik..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar