Minggu, 12 April 2009

Taman Wisata Matahari Cisarua (1)

Sunday, April 12 2009, adalah hari terakhir "liburan" panjang, setelah tanggal 9 April adalah Pemilu legislatif, tanggal 10 Hari Paskah yang notabene pastilah tanggalan merah, 11 April hari Sabtu, maka Minggu pasti juga libur.

Setelah perundingan yang alot di atas mobil, maka jadilah keputusan kami akan ke Taman Wisata Matahari! Tempatnya kabarnya di Cisarua. Jadi mulailah Papa mengarahkan mobil dari tol ke arah Puncak. Akhirnya sampai di Jalan Raya Cisarua alias Jalan Raya Puncak. Menurut voucher yang dibeli Papa di kantornya, tertera alamat Jalan Raya Puncak KM 77 , Cilember Bogor. Maka mata kami berkelana mencari plang tandanya.Ada beberapa rambu yang terlihat menunjukkan Taman Wisata Matahari. Tapi Tamannya sendiri mana,yaa? Setelah Km demi Km kami cari, kami lihat ada plang bertuliskan "Taman Wisata Matahari 100m lagi!" dengan tanda panah lurus. Oke deh, kami ke sana. Nggak ketemu juga! Padahal sudah 100 m lebih. Akhirnya daripada malu bertanya sesat di dapur, maka kami bertanya ke pada seorang penjual nasi di warsun. Petunjuknya?" Itu,bu. Luruuus, sebelum Mega Mendung sekira 700 m lagi. Ada belokan ke kiri, kalo ada banyak tukang ojek-tukang ojeknya, nah belok kiri lurus ajah lagi terus"...??? Weleh. ya udah. Untung naik mobil,jadi dari 100 hingga 1000 m pun nggak papa. Apa kami keterusan jadi tidak lihat gerbangnya, yak? Apa pun, sudah begini, ya sudah lanjutkan saja.
Betul saja, ada tukang ojek di sebuah pertigaan dengan plan rambu tulisan Taman Wisata Matahari dengan tanda panah ke kiri. Yo wis, kami ikuti tanda itu. ternyata... jalannya sempit, mak
Lihat gambar yang kuambil ini. Paaas, banget, untuk 2 mobil kiri dan kanan. Keduanya harus mepet-mepet ke pinggir-pinggir supaya tidak menggores body mobil yang disampingnya. Belum lagi kalau ada motor yang berusaha menyalip. Aduh, benar-benar dibutuhkan ketrampilan dan kesabaran dalam berkendara.
Untunglah, mobil kami A140 yang relatif kecil bisa minggir-minggir. Bagaimana kalau kijang besar? Wah, tampaknya harus agak miring ke atas naik gundukan-gundukan tanah atau jalan yang kurang baik. Belum lagi kalau melewati depan rumah penduduk. Bisa mepet pintu depan rumah!! Nggak heran kalau ada yang memasang batu-batu sebesar bayi di depan rumah mereka.
Batu-batu besar di depan rumah penduduk supaya mobil tidak mepet pagar mereka

Akhirnya kami juga melihat banyak orang yang berbondong-bondong searah dengan kami. Mungkin ke TWM juga. Lho, koq banyak yang bawa tiker, rantang, bekal? bahkan bawa tenda kecil!

Akhirnya sampailah kami di suatu tanah yang cukup luas. Ada beberapa orang yang tampaknya penduduk setempat mengatur parkir. Duuh, koq semrawut sih? Mana jalannya cuma ditutupi batu-batuan. Nggak sehat buat mobil seperti merek yang kunaiki ini. (Sekedar cuma referensi,lho..)
Nggak tahu karena jalannya, atau karena kebanyakan minum (kayanya alasan yang ke dua,deh) maka kami jadi giliran ke toilet yang ada di area parkiran itu. Nggak enak parkirnya!
Apa kami salah jalan ya? Soalnya di brosur voucher ada ulasan bisa menampung 200 bus dan ratusan mobil. Wah? yang mana tuh? Sejauh mata memandang, maka cuma area luas kosong yang 'dipaksa' kudu jadi tempat parkir.
Mana gerbangnya? Pak Parkir menunjukkan "ada jalan kecil di samping. Ikutin aja orang-orang ini" ikutin? weleh, iya deh. Belum jauh melangkah, di tengah jalan setapak kecil tampak ada kursi plus tenda untuk menaungi. Dan ada bapak-bapak yang menghadang. "Tiketnya mana, Pak?" Lho? Kapan harus beli tiket? "tanyaku terheran-heran. "Itu di sana di tempat parkir." tunjuk si kakek berbaju merah tadi. So, baliklah anakku ke tempat parkir tadi. Nggak jauh, cuma 50 meter ajah!:P 10 menit menunggu, dengan terengah-engah si Bungsu balik dengan laporan " seribu Pa, untuk uang parkir. "Lho? uang parkir lagi? Maksudnya? Akhirnya aku balik ke tempat parkir dengan si Sulung.






Segera di tempat parkir dekat pagar, kulihat ada sebuah kotak mirip di tempat permainan anak-anak dengan 2 orang di dalamnya. Oh, di situ toh penjualan karcisnya? Jangan bandingkan dengan di tempat yang sudah tertata, seperti di Ancol, ya.

Setelah membayar Rp.2000 untuk sesobek karcis parkir, dan empat sobekan voucher sebesar perangko bertuliskan Gratis TIKET MASUK PINTU GERBANG, maka kami mendapat 4 tiket masuk sebagai gantinya. Sempat kulihat di kaca atas kasir ada selebaran peta Taman Wisata Matahari. Kalau tanpa tiket voucher, maka harga tiket masuk kalau tidak salah Rp. 5000 per orang.

Kembali ke tempat tadi, kulihat si Bapak tadi tersenyum ramah dan hanya melihat ke arah karcis, berkata "empat,ya?" dan mempersilahkan kami lewat. Begitu aja?Bahkan tiketnya pun tidak dikumpulkan.
Ah, entahlah. Mungkin di dalam..

Kami berjalan sepanjang jalan selebar 2m dengan naungan pepohonan labu siam dan semangka melon. Kebetulan sedang pada berbuah, jdi rasanya pengen banget memetik buah-buah yang bergelantungan di atas sepanjang jalan. Di kiri kanan ada counter pedagang menjajakan kain, baju, pernak-pernik perhiasan imitasi, boneka, topi, dan lainnya. Sayang masih tahap renovasi, jadi kesan berantakan tampak skali. Tapi memang kesan dan ide tentang walking-along-under-the -watermelon-bush harus diakui sangat menyenangkan. Walau terlihat hamparan sawah yang rusak di kiri kanan kita, tapi suasananya cukup teduh dan kami tidak kebasahan karena ada atap plastik di atas naungan labu siam bush itu.
Di ujung jalan ada suatu ruangan berdinding kaca. Aroma harum roti yang sedang dibakar menyeruak ke udara. Hmmm.. Oh, ini toh, roti unyil yang katanya Rp.1000 dapat 3 itu? Kami masuk dan menanyakan. Lumayan buat bekal. Tapi kata pembakar rotinya "habis, mbak. Yang lainnya lagi aja? " kulihat sekitar.. ada oven-oven berisi kue-kue hangat harum. Tulisan karton di sebelahnya menjelaskan. Roti blueberry, cokelat, kacang, sosis." Ah, nanti saja. Aku kepincut pengen roti unyil. Apalagi di voucherku ada "Beli Rp.1000 Dapat 5" min.pembelian Rp.5.000. hehe.

Roti-roti blueberry..siap masuk oven

Sesampai di ujung lorong, kita melihat suatu lapangan (lagi!), dengan toko tanaman hias dan counter-counter penjual asesories dan satu box penjualan tiket.
Rupanya bila kita ingin muter-muter, maka ada seperti mobil wara-wiri yang akan mengantar kita. Tiket satu orang Rp.5.000.

Menurut brosur, fasilitas permainan yang ada cukup banyak untuk membuat pengunjung betah berlama-lama di Taman Wisata Matahari , antara lain: fasilitas akomodasi untuk menginap berupa Villa, camping Ground, Kolam Renang, Program Outbound (Team/Character Building, Outbound for Kids, Adventure, dll), Agrowisata,Jogging Track, Kolam Pemancingan, Permainan Air (Bumper Boat, Sepeda Air, Sampan, Speedboat),Kuda Tunggang, ATV & Motor Cross Track, Children playground, jalan-jalan menyusuri sawah dan sungai. Wah, asyiiik..
Tapi, sabar ya.. aku ulas di halaman lain blog ini juga. See ya
TBC.. (To be Continued)









































Tidak ada komentar:

Posting Komentar