Kamis, 04 Juni 2009

KERACUNAN MAKANAN ? Koq bisa ya?

Si sulung hari ini pulang sekolah dengan riangnya. Dari SMPnya yang terletak di depan PTIK di Kebayoran baru, ia menuju tempat janjian kami di Pasaraya Blok M. Di salah satu cafe, ia memesan Chicken Mozarella dan aku tenderloin steak dengan salad kesukaanku. Well done, of course. Hmmm, dengan nasi hangat, keju yang meleleh di atasnya, dengan topping dan salad yang menggoda, serta ditemani Virgin rumba dan Fruit punch..hmmm... perfecto!

Sepulangnya, ternyata besoknya si Sulung merasa sakit perut, buang-buang air dua tiga kali dalam waktu yang cepat. Terpaksa aku memintakan ijin untuknya.
Selidik punya selidik, kecurigaan jatuh pada makanan yang kami konsumsi. Kenapa aku tidak terkena? Karena di satu pihak mungkin ketika itu daya tahan tubuhku lebih kuat, dan juga mungkin saja makanan yang berbeda. Setelah ke dokter dan diberi antibiotik, maka si Sulung berangsur sembuh. Alhamdulillah..

Penasaran, aku mencari artikel tentang keracunan makanan. Akhirnya kutemukan secuil di HERS Magazine.
Tahu kah? Keracunan makanan adalah penyakit yang umum terjadi dan diakibatkan oleh bakteri, virus atau parasit yang menginfeksi makanan atau minuman yang dikonsumsi seseorang. Dan penyakit ini pun bisa juga disebabkan oleh konsumsi makanan yang mengandung pengawet, misalnya jenis tahu yang biasanya mengandung formalin. Jika konsentratnya terlalu tinggi, maka bisa menyebabkan keracunan. dan gejala yang datang ditandai dengan muntah-muntah dan diare yang disertai dengan keluarnya darah.

Keracunan makanan atau yang biasa disebut dengan salah makan ini memang mengganggu dan membuat si penderita kerepotan. bayangkan saja , ia harus bolak balik ke kamar mandi berkali-kali. Pokoknya kamar mandi nggak boleh jauh-jauh dari dia!. Belum lagi rasa lemes yang menjalar dan menyebabkan semua kegiatan dan aktifitas kita jadi terganggu. males ngapa-ngapain, pokoke!

nah, berdasarkan riset kecil2an lewat mbah Google dan Mas Yahu, ini beberapa penyebab keracunan makanan itu :
Bakteri Salmonella
Bakteri ini terdapat pada makanan mentah , sup dan telur yang berkembang antara 12-24 jam setelah makanan disantap. Jangan khawatir, bakteri akan mati jika bahan tersebut sudah dimasak hingga benar-benar matang. Karenanya, jika kita memilih daging yang dibakar misal sate, barbeque dan teman-temannya, please make sure, dech kalau makanan tersebut benar-benar matang! Terutama uintuk anak-anak kita yang masih sangat rentan daya tahan tubuhnya.

Bacillus Sereus
Yang satu ini terdapat dalam nasi dan berkembang 12-24 jam setelah jam makan kita. Biasanya kalau nasi kurang dimasak dengan baik atau mau basi.

Campylobacter
Bakteri ini terdapat pada susu yang tidak dipasteurisasi. Gejalanya berkembang sangat lambat, dan si penderita bisa saja terinfeksi seminggu atau lebih setelah mengkonsumsi makanan atau minuman yang terinfeksi tersebut. Selain itu bakteri ini juga dapat berkembang dalam makanan yang berminyak, misalnya nasi goreng. "Banyak orang yang tidak menyimpan makanan yang tidak mereka habiskan untuk dimakan lagi keesokan harinya, tapi mereka lupa untuk memanaskannya kembali" ujar Dr. Melinda Niko, Sp.PD. Kejadian ini bisa menyebabkan bakteri campylobacter berkembang dalam saluran usus.

Clostridium Perfringens
Bakteri ini terdapat pada daging. jadi kalau kita hendak menyantap hamburger atau sate, pastikan terlebih dahulu kalau dagingnya benar-benar matang dan tidak ada bagian yang berwarna merah muda, walaupun kita tergiur akan rasanya yang mak nyusss..

Bahan Pengawet
Bahan pengawet alami seperti yang sering dipakai pada makanan jaman dulu tergolong aman. Misalnya memakai kunyit untuk warna kuning, bit untuk ungu atau merah hati, pandan dan daun suji untuk pewarnaan hijau.
Namun tidaklah demikian dengan pengawet kimiawi, misalnya formalin yang kadarnya terlalu tinggi, biasanya di Indonesia dipakai untuk jajanan pasar,mie, tahu atau bakso.

Hati-hati yuk mengkonsumsi makanan.Kalau tidak, maka lihatlah gambar bayi di bawah ini yang keracunan akibat bakteri-bakteri jahat tersebut! Ini karena keracunanakibat bakteri salmonella.Serem ya..

Ini ada beberapa tips kalau ada kasus keracunan makanan:

  • -Biasanya ada beberapa penderita yang sembuh sendiri.
  • -Pertolongan pertama ya biasanya norit, atau untuk yang tradisional ya air kelapa hijau.
  • -Banyak-banyak minum air sehat yang matang atau kalau perlu minum oralit agar terhindar dari dehidrasi. Cara membuat oralit dari dapur sendiri adalah satu sendok makan atau 1,5 gram garam dan satu sendokteh gula dicampur dengan segelas air putih hangat. Diminum bila perlu.
  • -Di beberapa kasus biasanya pasien diberi antibiotik, tergantung pada jenis bakteri yang menginfeksi. Inget ya berdasarkan resep dokter karena salah-salah malah kita yang rugi.

Ah, aku mau keluarga yang sehat dan sejahtera. Doakan, ya.. :)

Cat : hati-hati dengan jajanan di sekolah. Banyak yang mengandung e-coli, lho..
Lihat tautan ini

Lalu bagaimana mengubah kebiasaan jajan anak supaya berkurang kerugian karena jajan sembarangan ini? silakan baca disini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar